Banjir di Kalimalang, Bekasi Akibat Perubahan Lahan

5/17/2016 07:28:00 AM
Banjir merupakan permasalahan yang cukup umum di Kota Bekasi. Terdapat banyak titik rawan banjir yang semakin dewasa ini semakin dibenahi oleh pemerintah daerah sehingga tidak lagi mengganggu aktifitas sosial ekonomi masyarakat Kota Bekasi. Salah satu titik rawan banjir yang belum dapat diselesaikan secara penuh hingga saat ini adalah Kalimalang. Kalimalang merupakan sungai yang terbentang dari Jakarta hingga Bekasi dan badan sungai sebagian besar ada di Kota Bekasi dan menunjang segala kebutuhan masyarakat mulai dari suplai air hingga tempat konservasi untuk menampung debit air yang berlebih di kala musim hujan serta sebagai sarana irigasi yang membentang dari Jakarta hingga Bekasi bahkan hingga kota lainnya di Jawa Barat (anak sungai Kalimalang).
Banjir di Kalimalang, Bekasi merupakan dampak dari berbagai hal mulai dari kondisi permukaan yang relatif rendah, sedimentasi di pinggiran sungai yang tidak terkontrol, dan pengaruh aktifitas penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Hal tersebut secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi perubahan lahan sehingga membuat sungai Kalimalang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Walaupun masih banyak faktor lain yang menyebabkan banjir di daerah Kalimalang, ketiga faktor di atas merupakan faktor yang paling berperan dalam terjadinya bencana banjir yang hingga kini pemerintah daerah belum menemukan solusi yang cukup baik.
Meskipun banjir di daerah Kalimalang dapat diprediksi, namun implementasi kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah setempat tidak tegas dalam hal menanggulangi bencana tersebut. Pemerintah daerah Kota Bekasi sudah mengeluarkan kebijakan mengenai aturan membangun bangunan di bantaran sungai namun tidak diindahkan oleh penduduk sekitar sungai tersebut. Hal tersebut menyebabkan terhambatnya proses pembangunan dan menyebabkan bencana berupa banjir oleh karena perubahan lahan di pinggiran sungai Kalimalang. Dahulu, lahan di pinggir sungai hanya tanah kosong dan perkebunan. Namun, sekarang tanah tersebut sudah berubah menjadi jalan dan perkebunan tersebut sudah berubah menjadi pemukiman kumuh di bantaran sungai yang menyumbang sampah dan menyebabkan penyempitan badan sungai oleh karena sedimentasi.
Hal lain yang menyebabkan penyempitan badan sungai adalah perkembang biakan tumbuhan Enceng Gondok yang tidak terkontrol di badan sungai. Tumbuhan ini tidak serta merta tumbuh sembarangan dengan alami, tapi dengan adanya pembuangan limbah dari pemukiman yang tidak diolah terlebih dahulu. Limbah tersebut mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan Enceng Gondok sehingga pertumbuhannya tidak terkontrol dan menyebabkan penyempitan yang cukup parah di badan sungai dan memperpendek kedalaman sungai. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya debit air yang dapat ditanggung oleh sungai tersebut sehingga apabila datang musim hujan maka dipastikan airnya akan meluap dan menyebabkan banjir di jalan di sampingnya.
Selain pemukiman, pembangunan pabrik besar di pinggir sungai Kalimalang juga menyumbang dampak yang cukup parah bagi kondisi sungai yang menyebabkan kualitas air sungai menjadi buruk. Pengolahan limbah di pabrik-pabrik yang ada di sekitar sungai tidak berperan banyak dalam usaha melestarikan kualitas air yang ada di sungai. Bahkan, ada yang mensinyalir bahwa pabrik-pabrik tersebut hanya menambah buruk kualitas air dan menyebabkan banjir.
Banjir baru-baru ini terjadi di sungai Kalimalang pada bulan Februari kemarin. Banjir tersebut menyebabkan kemacetan sepanjang 10 kilometer di ruas jalan arah Jakarta. Kerugian lain yang disebabkan merupakan kerugian materi berupa rusaknya rumah penduduk karena longsor yang disebabkan oleh kondisi tanah yang labil. Namun, sejauh ini banjir di sungai Kalimalang belum memakan korban jiwa. Segala upaya yang dilakukan pemerintah seperti membuat kebijakan mengenai pembangunan infrastruktur di pinggiran sungai, membangun sistem drainase yang terintegrasi, dan membuat open space di sekitar sungai belum dirasakan manfaatnya secara maksimal. Banjir tetap ada tiap tahunnya dengan debit air yang cukup banyak hingga menyebabkan kemacetan yang cukup parah.
Dari penjelasan mengenai dampak dari perubahan lahan di atas dapat ditarik suatu konklusi bahwa harus ada penanganan banjir baik tindakan preventif dan penanggulangan kerugian yang disebabkan oleh banjir itu sendiri. Hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab masyarakat setempat untuk mengindahkan aturan dan peduli pada lingkungannya. Dengan hal itu diharapkan bencana banjir akan tertanggulangi dan tidak akan ada banjir lagi di sungai Kalimalang.



Sumber :

Andryandy, Tommi. 2016. Empat Kecamatan di Kabupaten Bekasi Rawan Banjir. dalam www.pikiran-rakyat.com. diakses pada Selasa, 10 Mei 2016

Arjawinangun, Komaruddin Bagja. Kalimalang Banjir, Lalu Lintas Arah Cawang Alami Kemacetan. dalam www.metro.sindonews.com. diakses pada Selasa, 10 Mei 2016

Artikel Terkait

Previous
Next Post »