Pengertian
data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data
atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Sekarang ini data spasial menjadi
penting untuk berbagai macam keperluan dalam cakupan wilayah, regional, maupun
nasional. Terdapat teknik untuk mendapatkan data spasial tersebut. Adapun
teknik yang digunakan adalah survey lapangan, sensus, statistik, tracking, dan
menggunakan inderaja atau penginderaan jauh.
·
Teknik survey lapangan
termasuk pengukuran fisik (landmarks), pengambilan sampel, dan pengumpulan data
non-fisik (data social, ekonomi dan budaya).
·
Teknik sensus termasuk
kuisioner, wawancara dan pengamatan, pengumpulan data secara nasional dan
periodik.
·
Statistik merupakan
metode pengumpulan data periodic pada stasiun pengamatan dan analisis data
spasial tersebut.
·
Tracking merupakan cara
pengumpulan data dalam periode tertentu untuk tujuan pemantauan atau pengamatan
perubahan.
·
Inderaja atau
penginderaan jauh merupakan sarana untuk memperoleh suatu informasi objek,
wilayah atau fenomena melalui sensor pengamat tanpa harus ada kontak langsung
atau kunjungan fisik secara langsung dengan objek atau wilayah yang diamati.
Teknik
survey data spasial dapat dilakukan dengan alat Geographic Positional System (GPS). Teknologi ini menggunakan
pemosisian kinematik waktu nyata (RTK) untuk mencapai pemrosesan waktu nyata
dari dua stasiun observasi fase pembawa, dengan presisi hingga mencapai level
sentimeter. Teknologi GPS memberi manfaat berupa akurasi tinggi, mudah
dioperasikanm perangkat praktis, mudah dibawa, pengukuran diintegrasikan dengan
sistem koordinat WGS84, penyimpanan informasi secara otomatis, menghemat waktu
proses kerja. GPS biasa digunakan mulai dari tracing jalan sampai kepada upaya
memperoleh data pengukuran secara tepat pada suatu situs yang diamati.
Bentang
alam geografik tidak hanya datar, memiliki ketinggian yang beragam. Hal
tersebut juga harus tertuang dalam data spasial yang mencakup kelengkapan dan
keakuratan informasi di lapangan. Data ketinggian yang ada diukur dan dikelola
menjadi suatu informasi yang dapat disajikan bersamaan dengan data spasial yang
lain tanpa harus mengganggu atau mengubah estetika dan kemudahan dalam
menganalisis informasi data tersebut. Salah satu cara penyajian data ketinggian
adalah menggunakan garis kontur. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan
titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama dari suatu bidang acuan
tertentu. Kontur merupakan garis-garis yang kontinu dan tidak dapat bertemu
atau memotong garis kontur lainnya. Garis kontur juga tidak dapat bercabang
menjadi garis kontur yang lain, kecuali pada hal kritis seperti jurang atau
tebing. Berikut adalah contoh garis kontur yang diinterprestasikan menjadi
bentuk ragam ketinggian yang ada pada lapangan.
Garis
kontur sendiri memiliki manfaat untuk menjadi suatu bahan pertimbangan atau
data spesifik mengenai suatu wilayah. Hal tersebut berhubungan dengan
pengembangan dan pembangunan infrastruktur yang ada pada wilayah tersebut.
Contohnya infrastruktur jalan, dalam pembangunan jalan salah satunya adalah
pertimbangan garis kontur. Mempertimbangkan peta kelerengan serta panjang jalan
sehingga hasil jalannya nanti akan lebih aman, ergonomis dan ekonomis.
Sumber:
Ahadi. 2011. Ilmu Ukur Tanah. dalam
www.ilmusipil.com. diakses pada Selasa, 1 Februari 2016
Aronoff, S..
1989. Geographic Information Systems: A
Management Perspective. Canadan, Ottawa : WDL Publication.
EmoticonEmoticon